Connect with us

Budaya & Pariwisata

Rayakan Lebaran Ketupat, Warga Kampung NU Desa Turi Magetan Gantung 5.000 Ketupat Sepanjang 1 Kilometer.

Published

on

Rayakan Lebaran Ketupat, Warga Kampung NU Desa Turi Magetan Gantung 5.000 Ketupat Sepanjang 1 Kilometer.

RASI FM – Warga Kampung Nahdatul Ulama NU Dukuh Njoso, Desa Turi, Kecamatan Panekan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur memasang 5.000 ketupat dan lepet dengan cara digantung dengan tali di depan rumah masing masing. Tokoh masyarakat Kampung NU Desa Turi Suyitno mengatakan, tradisi lebaran ketupat dengan kegiatan wisata ketupat di kampungnya sudah berjalan sejak tahun 2017 lalu. “Di sini ada sekitar 250 kepala keluarga dimana masing masing kepala keluarga menggantung 20 hingga 25 ketupat di depan rumah mereka. Kalau dihitung ya lebih dari 5.000 ketupat dengan panjang sekitar 1 kilometer,” ujarnya ditemui di depan rumahnya Rabu (9/4/2025).

Suyitno menambahkan, kegiatan wisata ketupat sempat dihentikan 2 tahun karena virus corona, namun kegiatan tersebut terus dilanjutkan tahun 2021 hingga saat ini. Tujuan kegiatan wisata ketupat adalah menjalin silaturohim dengan segenap warga baik dari sekitar Desa Turi bahkan dengan warga se Kabupaten Magetan. “Tradisi ketupat ini kan mulai dilupakan, padahal tujuannya adalah menjalin silaturohim, sehingga kita lestarikan lagi untuk lebih banyak lagi menjalin silaturohim dari dari manapun silahkan datang dan menikmati ketupat disini,” imbuhnya.

Baca Juga:  Kantongi 3 nama, DPRD Magetan Masih Pelajari Mekanisme Usulan Pengunduran Pj Bupati Magetan.

Sri Rahayu salah satu warga Desa Turi mengaku wisata ketupat di Kampung NU sudah menjadi tradisi yang akan diteruskan untuk menjalin silaturohim tanpa memandang dari mana masyarakat yang datang ke kampung mereka. Dia mengaku mempersiapkan ketupat sejak satu hari sebelumnya. “Kalau ketupat kita buat kemarin, untuk merebusnya tadi malam sampai malam karena butuh waktu 4 jam untuk merebus sebelum disajikan hari ini,” ujarnya.

Sementara Sumini warga Kampung NU lainnya mengaku Ikhlas merogoh uang belanja hingga Rp 200 ribu lebih untuk mempersiapkan sekitar Rp 40 ketupat dan sejumlah lontong. Untuk menemani ketupat atau lontong dan lepet, dia juga membuat sayur lodeh dan opor selain sayuran pecel sebagai pelengkap ketupat. ”Untuk disajikan kita pakai sayur opor atau lodeh selain pecel. Kita juga ada kerupuk. Kalau anggaran ya lebih Rp 200 ribu. Tapi kita senang dan iklhas untuk sodakoh untuk mempererat silaturohim,” katanya.

Baca Juga:  Kisah Kades Suco, Buat Kapal Bajak Laut di Belakang Balai Desa Untuk Geliatkan Perekonomian Warga.

Wisata ketupat di Kampung NU Njoso Desa Turi dihadiri oleh ribuan warga dari sejumlah desa di Magetan, bahkan Marni salah satu warga Madiun juga turut hadir melihat dan menyantap ketupat pecel sayur yang disediakan warga. Di depan rumah setiap warga memang tersedia meja dengan menu ketupat dan sayur lodeh serta pecel. “Senang bisa melihat langsung dan menikmati ketupat pecel di Kampung Nu sini. Saya sudah 2 kali kesini, selain unik dan khas juga tradisi menjalin silaturohim harus di lestarikan,” ucapnya.

Baca Juga:  Tahun Ini Pemkab Magetan Kucurkan Anggaran Pembangunan Eco Bambu Park Sebesar Rp 300 Juta Untuk Pembuatan Master Plan.

Tak hanya menyajikan ketupat, lontong , lepet, pecel dan sayur lodeh maupun opor, kegiatan wisata ketupat di Kampung NU juga diramaikan dengan kesenian reyog, penampilan kesenian rebana dan pengajian. Untuk lebih menggaungkan lagi kegiatan wisata ketupat di kampungnya, Suyitno mengaku akan mendatangkan dai kondang Gus Iqdam untuk kegiatan wisata ketupat tahun depan. “Biar lebih banyak lagi warga yang datang kita akan mendatangkan penceramah seperti Gus Iqdam tahun depan, semoga beliaunya bisa hadir karena kegiatan disini kan pagi hari, agar tradisi silaturohim dengan menyajikan ketupat Kembali menjadi tradisi ,” pungkasnya. (DmS)

VISUAL NEWS klik

 158 total views,  6 views today