Connect with us

Budaya & Pariwisata

Mengenal Sego Gegok Ponorogo, Menu Sederhana Pencari Kayu di Hutan yang Mulai Digemari Warga.

Published

on

Mengenal Sego Gegok Ponorogo, Menu Sederhana Pencari Kayu di Hutan yang Mulai Digemari Warga.

RASI FM – Banyak yang bertanya arti kata dari papan nama sego gegok yang terpasang di rumah makan di Jl Puspowarno No 30 B Mangkujayan Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Hari Purnomo (57) pemilik rumah makan Sego Gegok mengatakan, gegok merupakan bahasa daerah lokal yang memiliki arti bekal makan yang biasa dibawa oleh para pekerja pencari kayu di hutan di wilayah perbatasan antara Kabupaten Ponorogo dengan Kabupaten Trenggalek. “Gegok itu bahasa daerah perbatasan antara Ponorogo dengan Trenggalek yang artinya bekal makanan untuk pekerja pencari kayu di hutan,” ujarnya ditemui di rumah makan miliknya Selasa (26/11/2024).

Menu sego gegok sendiri menurut Pak Pur sapaan akrab Hari Purnomo seniman reog Ponorogo tersebut terdiri dari nasi dengan lauk botokan dari kelapa dan ikan teri yang dibungkus daun pisang. Kelebihan dari sego gegok mampu bertahan hingga 2 hari. “Kelebihan itu memang didesain untuk bekal bertahan pekerja pencari kayu di hutan sehingga mereka tidak direpotkan dengan kebutuhan makanan mereka,” imbuhnya.

Istimewa bagi penyuka rasa pedas.
Untuk memasak sego gegok menurut Pak Pur sangat sederhana, dimana beras ditanak setengah matang yang kemudian dibugkus dengan daun pisang dengan diatas nasi setengah matang tersebut ditempatkan botokan yang terdiri dari parutan kelapa yang telah dicampur dengan rempah-rempah bawang merah, bawang putih, garam, cabai yang telah di haluskan dan ikan teri. Setelah semua bahan dibungkus daun pisang kemudian dikukus hingga masak. “Dari perpaduan bahan bahan tersebut akan menghasilkan rasa yang unik dan khas dari sego gegok karena nasi memiliki rasa perpaduan antara rempah-rempah dengan ikan teri,” terang Pak Pur.

Baca Juga:  Menjadi Orang Pertama di Divaksin Covid 19, Ini Kata Sekda Magetan.

Sego gegok kental dengan ciri khas rasa pedas yang cukup menyengat. Rasa pedas yang menyengat menurut pak Pur merupakan karakter dari masyarakat di wilayah perbatasan Ponorogo dan Trenggalek yang menyukai tantangan. “Untuk rasa nasi gegok sendiri perpaduan gurih dari nasi yang menyatu dengan parutan kelapa, kemudian asin dari ikan teri tadi. Dominasi rasa itu lebih ke pedas. Pedas itu terbentuk dari karakter warga di wilayah perbatasan yang menyukai tantangan,” jelasnya.

Mengenal Sego Gegok Ponorogo, Menu Sederhana Pencari Kayu di Hutan yang Mulai Digemari Warga.

Dikembangkan sejak 2012.
Pada awalnya sego gegok hanya dikenal di wilayah perbatasan antara Ponorogo dan Trenggalek sebagai menu sederhana warga. Pak Pur mengaku menemukan sego gegok ketika diundang untuk melatih kesenian reyog di wilayah perbatasan tersebut. “Biasanya setelah berlatih reyog kita dijamu dengan sego gegok sebagai menu khas di sejumlah desa. Saya menemukan sego gegok itu di warung Bung Pulung yang berada di Kecamatan Pulung,” ucapnya.

Baca Juga:  Warga Desa Durenan Mengeluhkan Ular Piton Sepanjang 3 meter Berkeliaran Di Lingkungan Mereka, 2 Anak Piton Berhasil Ditangkap.

Pak Pur selaku seniman reog Ponorogo mengaku tertarik dengan menu sego gegok sebagai khasanah budaya kuliner warga Kabupaten Ponorogo sehingga berusaha melestarikan dan mengenalkan kepada khalayak ramai dengan membuka warung makan sego gegok. Pak Pur juga memberikan makna kata gegok untuk menarik perhatian pecinta kuliner. “Banyak yang tanya sego gegok itu artinya apa? Kalau hanya itu menu khas masyarakat di perbatasan Ponorogo – Trenggalek mereka tidak puas. Akhirnya kita memberika makna singkatan sego gegok itu sego genem godong gedang (nasi bungkus daun pisang),” terangnya.

Untuk menarik minat peminat kuliner di Kabupaten Ponorogo warung makan sedo gegok miliknya menambah jumlah toping dalam menu sego gegok yang tadinya hanya memiliki toping ikan teri dikembangkan menjadi 14 varian menu sego gegok. “Strategi marketing untuk memperluas pasar ada 14 varian diantaranya ada salem, ada ayam, ada jerohan, ada tawon, ada juga yang suka sayuran atau vegetarian ada varian ada luntas, ada jamur, ada ontong pisang dan ada varian yang di goreng dulu,” ujarnya.

Apresiasi sejumlah artis dan Kemenkumham.
Meski warung miliknya sederhana dengan konsep makan di gazebo di tengah taman, sejumlah artis ibu kota pernah mampir untuk mencicipi kuliner khas kota reog tersebut. Tercatat artis Ruben Onsu dan Ki Joko Bodo almarhum sempat singgah dan mencicipi sajian sego gegok.
Upaya pelestarian menu khas Ponorogo yang dilakukan Pak Pur juga mendapatkan apresiasi dari Kementrian Hukum dan Ham dengan pemberian sertifikat menu sego gegok sebagai bagian dari kuliner Indonesia. “Bersyukur kita mendapatkan apresiasi dari sjeumlah artis dan dari Kemenkumham beberapa tahun yang lalu diberi sertifkat bahwa menu sego gegok diakui sebagai bagian dari kuliner Indonesia,” katanya.

Baca Juga:  Tiga Benda Cagar Budaya di Punden Desa Sukowidi Hilang Dicuri.

Saat ini tak hanya warung cakruk sego gegok miliknya yang menjual menu sego gegok, tapi sejumlah rumah makan juga mulai menawarkan menu khas Kota Reog sebagai menu kuliner. Pak Pur mengaku senang dengan upaya mengenalkan dan melestarikan menu desa menjadi menu yang disajikan di rumah makan akan semakin diketahui masyarakat luas. “Usaha untuk melestarikan tidak sia sia dengan semakin banyaknya rumah makan yang menawarkan sego gegok akan semakin meluas lagi sebagai bagian dari khasanah budaya kuliner khas Ponorogo,” pungkas Hari Purnomo. (DmS)

 96 total views,  6 views today