Budaya & Pariwisata
Turun ke Sarangan, Ketua Komisi B Kabupaten Magetan Temukan Pengelolaan Yang Tidak Maksimal dan Minim Kesadaran Warga Mengelola Sampah.
Published
2 bulan agoon
By
rasinews
RASI FM – Ketua Komisi B DPRD Kabupaten Magetan, Jawa Timur Rita Haryati turun langsung memantau pengelolaan sampah di Destinasi Wisata Telaga Sarangan yang beberapa waktu dikeluhkan oleh pengunjung. Politisi PDIP tersebut mengaku ingin melihat langsung apa yang menyebabkan sampah sampai bertumpuk di pinggir Telaga Sarangan yang sempat viral di media sosial.
“Saya ingin melihat langsung apa yang menyebabkan sampah berada di pinggir telaga seperti berita yang saat ini beredar, sehingga kita bisa mengurai permasalahan sampah tersebut,” ujarnya ditemui di Telaga Sarangan, Minggu (12/1/2025).
Setelah berjalan mengelilingi Telaga Sarangan dan melihat langsung ke lokasi penampungan sampah yang berada di sisi Selatan Telaga serta berbincang dengan petugas kebersihan, Rita mengaku permasalahan penanganan sampah harus diselesaikan oleh seluruh pemangku kebijakan di Telaga Sarangan seperti BBWS DAS Solo, Perhutani, Dinas Pariwisata serta masyarakat pelaku wisata agar bisa menciptakan destinasi wisata yang bersih dari sampah.
“Dari keterangan sejumlah petugas kebersihan, sampah tidak hanya dari pengunjung, tetapi juga dari pedagang, rumah makan bahkan juga warga yang ikut membuang sampah di pinggir telaga,” imbuhnya.
Jam operasional petugas kebersihan sampah menurut Rita juga harus dievaluasi, dimana jadwal pengambilan sampah dilakukan pukul 06:00 WIB dan sore hari pukul 15:00 WIB. Menurutnya jam tersebut tidak efektif mengingat mulai jam 6 pagi wisatawan sudah mulai berdatangan ke Telaga Sarangan
“Saya lihat petugas baru mengangkut sampah jam 07:00 WIB dimana pengunjung sudah banyak. Seharusnya jadwal pengangkutan sampah sebelum pengunjung datang, sampah sudah terangkut semua,” ucapnya.
Keberadaan penampungan sementara sampah yang berada di sisi Selatan telaga juga tak luput dari sorotan Ketua Komisi B DPRD Kabupaten Magetan karena keberadaannya yang tidak layak. Air hujan yang terbawa menyeberangi jalan menuju telaga menjadi pemandangan yang tidak seharusnya di lokasi destinasi wisata.
“Lokasinya sangat tidak layak karena air rembesan sampah itu menggenangi jalan menuju telaga, bahkan sebelumnya penampungan sampah tidak ada pintu penutup. Akhirnya dibuatkan oleh warga dari bekas baliho,” jelasnya.
Masih minimnya kesadaran sebagian masyarakat yang berada di lingkungan Telaga Sarangan juga mengundang keprihatinan. Dari keterangan petugas kebersihan, ada sebagian masyarakat yang ikut membuang sampah di pinggir telaga. Menurutnya warga di sekitar telaga harus memiliki pengelolaan sampah sendiri dan tidak menbuang sampah di pinggir telaga.
“Beberapa RT di Kelurahan Sarangan sudah menerapkan pengelolaan sampah sendiri bekerja sama dengan Dinas Lingkungan hidup, tetapi ada beberapa RT yang warganya masih membuang sampah di pinggir telaga, padahal di kawasan telaga itu pengelolaan sampah dibawah Dinas Pariwisata yang terpaksa petugas juga mengangkut sampah warga . Padahal sampah dari pengunjung diperkirakan hanya 30 persen, yang 70 persen itu sampah dari pelaku wisata di Telaga Sarangan dari rumah makan, hotel dan pedagang dan masyarakat sekitar” katanya.
Sebelumnya sejumlah pengunjung telaga Sarangan didapati makan di pinggir Telaga Sarangan dimana di samping mereka terdapat tumpukan sampah. Pengunjung Telaga Sarangan memilih menikmati makan dan minum di sejumlah bangku yang disediakan di pinggir telaga karena pemandangannya yang indah. (DmS)
VISUAL NEWS klik
160 total views, 3 views today

You may like
PHRI Magetan Sampaikan Keinginan Kolaborasi Pemerintah dan Pelaku Destinasi Wisata Telaga Sarangan.
Belum Ada Anggaran Pengembangan, Ketua Komisi B DPRD Magetan Dorong Sebagian PAD Sarangan Dikembalikan Untuk Pengembangan.
DPRD Magetan Dorong Budaya Labuhan Sarangan Jadi Momentum Sarangan Berbenah Diri Menjadi Destinasi Wisata yang Bersih dan Ramah Pengunjung.
Sepincuk Pecel Sarangan di Pinggir Telaga, Kenikmatan Citarasa dan Keindahan Suasana.
Sesepuh Sarangan Ingatkan Makna Budaya Kebersamaan dan Rendah Hati Jelang Kegiatan Larung Tumpeng.
Diguyur Hujan Deras Disertai Angin kencang, Pohon di Pinggir Sarangan Tumbang Timpa 3 Warung.