Connect with us

Lifestyle

Mengenal ITB Desa Cepoko, Hasilkan Kerajinan Cantik Kursi dari Ban Bekas : Sampah Itu Berkah

Published

on

Mengenal ITB Desa Cepoko, Hasilkan Kerajinan Cantik Kursi dari Ban Bekas : Sampah Itu Berkah

Rasi Fm – Kreatifitas warga ITB atau Iki Tepak Ban, sebuah perkumpulan penggiat bank sampah di Desa Cepoko, kecamatan Panekan,Kabupaten Magetan berhasil menghasilkan barang barang cantik seperti meja kursi, pot, tempat sampah serta sandal dari barang limbah yang biasanya membuat polusi karena kebanyakan warga akan membakar ban bekas. Direktur ITB Jaelani Sumarsono atau akrab dipanggil Yoyok mengatakan, ITB berkarya sejak tahun 2019 saat sejumlah penggiat bank sampah di Desa Cepoko mengikuti pelatihan pengelolaan sampah di Yogyakarta.

“ Mulainya tahun 2019 saat mengikuti pelatihan bank sampah bagaimana pengelolaan sampah atau barang bekas menjadi berkualitas, tidak dibuang karena menjadi uang, tidak dibakar karena menjadi karya dari limbah menjadi rupiah,” ujarnya.

Baca Juga:  Demam Tinggi Saat Berusia 2 Bulan, Hartono Hanya Bisa Terbaring Selama Hidupnya

Dengan anggota 10 orang, dalam sehari ITB Desa Cepoko mampu menghasilkan 9 pot bunga ukuran sedang dan sejumlah sendal. Yoyok mengatakan, untuk pembuatan kursi prosesnya lebih rumit dan membutuhkan bahan serta ban bekas lebih banyak. Untuk mendapatkan bahan ban bekas ITB membeli dari bengkel mobil dan motor.

“ Kita membeli bahan dari bengkel motor di Magetan. Ini juga upaya untuk melibatkan mereka bahwa sampah itu bisa menjadi rupiah sehingga mereka tidak membakar sampah ban bekas karena bisa menjadi racun di udara, tapi dengan mengelola ban bekas mereka bisa mendapat rupiah,” imbuhnya.

Baca Juga:  Begini Nasib Pengemudi Mobil Yang Alami Mikrosleep dan Tewaskan Satu Siswa Saat Tabrak Rombongan Siswa Bermotor Pulang Sekolah.

Kerajinan kursi ban bekas menurut Yoyok selain dibeli oleh warga seputaran Magetan juga sempat melanglang ke Jakarta dan Bojonegoro sebagai produk contoh dalam pengelolaan sampah menjadi barang bernilai ekonomi tinggi.

“ Sempat dikirim ke Jakarta ke rumah ketua asosiasi bank sampah Jakarta, terus ke Bojonegoro untuk sample produk penanganan sampah ban bekas dan sejumlah wlayah di Magetan pernah beli dari sini,” katanya.

Produk ITB seperti pot dijual seharga Rp 10.000 sampai dengan Rp 200.000 sesuai dengan ukuran dan kerumitan pembuatan pot. Untuk tempat sampah kisaran harga 65 sampai 85 sesuai dengan logo maupun identitas pesanan. Dan untuk meja kursi dijual dengan harga paling murah Rp 1 juta rupiah.

Baca Juga:  Cerita Mbah Sampun Tentang Peredaran Uang Terbitan Pemerintah Kabupaten Magetan Tahun 1948.

“ Bu wabup kemarin pesan satu. Dengan keberadaan ITB ini kita ingin mengajak warga mengelola sampah, karena dengan pengelolaan sampah bisa menjadi rupiah. Jangan dibakar karena itu sama saja dengan membakar uang. Kalau dikelola dengan baik sampah itu bisa menjadi berkah,” pungkasnya. (DmS)

Berita Dalam Bentuk Audo Visual Klik DISINI

 1,995 total views,  6 views today

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *