Budaya & Pariwisata
Ikut Audisi The Next Didi Kempot, Keluarga Pengamen Ini Berharap Bisa Menjadi Penyanyi Campur Sari
Published
3 tahun agoon
By
rasiRasi Fm – Satu keluarga pengamen di Kabupaten Magetan ini bersama sama mengikuti acara penjaringan bakat the next Didi Kempot yang diselenggarakan oleh salah satu stasiun tivi nasional. Keluarga Samidi yang terdiri dari Suratmi dan kedua anak mereka Muhammad Fatkhurohman dan Muhammad Misbahudin dari Desa Melangasri mengikuti audisi sebagai bentuk kecintaan mereka kepada sang maestro campursari yang meninggal pada Hari Selasa tanggal 5 Mei 2020 pagi di RS Kasih Ibu Solo.
Fatkhur anak pertama dari Keluarga Samidi mengatakan, keikutsertaan keluarga mereka dalam kegiatan audisi the next Didi Kempot selain bentuk kecintaan kepada sang maestro juga untuk meningkatkan kualitas kompetisi yang mereka miliki. Jika biasanya mereka menyanyi mengamen untuk memenuhi kebutuhan hidup, kali ini mereka benar benar ingin menunjukkan kualitas oleh vocal sebagai bakat yang mereka miliki.
“Pengennnya jadi penyanyi yang sebenar benarnya kayak pak Didi Kempot. Kalau saya biasanya menyanyi ngamen di desa desa atau di pasar pasar,” ujarnya.
Muhammad Misbahudin adik dari Fathkhur juga mengaku mencoba keberuntungan mengikuti audisi the next Didi Kempot untuk menambah pengalaman yang selama ini dimiliki. Misbahudin yang baru berusia 15 tahun mengaku ingin menekuni dunia campur sari seperti DIdi Kempot dan Deny Caknan yang dia idolakan. Siswa kelas 10 di salah satu SMK di Magetan ini mengaku terjun ngamen karena keinginannya membantu orang tua yang kesulitan perekonomian.
“Ngamen sejak dari kelas 8 SMP. Pertama ngamen ada rasa malunya tapi lama lama sudah nggak banyak yang saya nyanyikan, ada Didi Kempot, Cak Nan, banyak lagu lawas juga bisa,” katanya.
Sementara Suratmi ibu dari kedua kontestan acara the next Didi Kempot mengaku ikut mengikuti audisi untuk memberikan support kedua buah hatinya untuk terus bersemangat menggeluti dunia Tarik suara. Kepiawaian menyanyi Fatkhur maupun Isbahudin menurut Suratmi mengalir dari dirinya yang memang menyukai semua jenis kesenian dari sinden sampai main ludruk hingga main ketoprak yang sering dilakoni saat masih muda.
“Dulu ikut gambyong, ketoprak, jatilan reyog, pokoknya kesenian dulu suka,” ucapnya.
Misbahudin mengaku diawal menjadi pengamen kehidupan perekonomian kedua orang tuanya memprihatinkan. Untuk menyambung hidup, ibunya terpaksa bekerja di Papua demi memenuhi kebutuhan hidup. Sementara bapaknya Samidi yang dulu bekerja sebagai sopir bus antar provinsi saat ini juga menderita sakit asma, sehingga membutuhkan biaya demi kesembuhan. Bahkan untuk bisa menjalani profesi sebagai pengamen, Misbahudin mengaku orang tuanya terpaksa menjual tivi satu satunya milik keluarga untuk ditukar dengan peralatan sound sytem yang saat ini dipakai untuk mengamen.
“ Dulu kan nggak punya uang, bapak sakit, ibu kerja di Papua nggak ngasih tahu. Akhirnya tivi satu satunya dijual sama bapak ditukar sama soundsystem untuk ngamen itu,” ujarnya.
Melalui kegiatan audisi the next Didi Kempot Fatkhur berharap keluarga mereka bisa lolos hingga bisa tampil di tivi sehingga cita cita keluarga untuk berkarir menjadi penyanyi campursari bisa terlaksana. (DmS).
2,535 total views, 3 views today