Connect with us

News

Harga Jatuh, Peternak di Magetan Bagikan Telur Karena Kecewa Sulitnya Mendapatkan Kuota Jagung Import.

Published

on

Harga Jatuh, Peternak di Magetan Bagikan Telur Karena Kecewa Sulitnya Mendapatkan Kuota Jagung Import.

RASI FM – Ratusan peternak ayam petelur di Kabupaten Magetan membagikan telur kepada pengguna jalan di seputar alun alun Magetan sebagai bentuk protes, mereka kecewa harga telur anjlog dan kesulitan mendapatkan kuota jagung impor. Nur Muhammad Ali peternak ayam petelur yang tergabung dalam peternak rakyat Indonesia Kabupaten Magetan mengatakan, aksi membagikan telur sebagai bentuk protes carut marutnya pengaturan kuota jagung import untuk peternak di Magetan.

“Peternak di daerah lain mudah mendapatkan jagung import, disini kita untuk mendapatkan informasi kuota jagung import saja susah,” ujarnya

Nur Muhammad Ali menambahkan, mahalnya harga pakan dipicu oleh kuota jagung import yang tidak sampai kepada peternak karena peternak di Magetan kesulitan memenuhi tenggang waktu yang diberikan oleh badan pangan nasional yang hanya memberikan waktu semalam terkait pemenuhan syarat mendapatkan kuota jagung impor. Banyak peternak di Magetan yang kesulitan memenuhi syarat kesanggupan pembayaran jagung import. Saat ini harga jagung import di pasaran mecampai Rp 8.700 sampai dengan Rp 9.000, padahal sesuai ketentuan pemerintah harga jagung import berkisar antara Rp 5.000.

Baca Juga:  355 CPNS Ponorogo Jalani Pemberkasan, Begini Prosesnya

“Informasi kuota jagung import kita terima juga terlambat, kita kesulitan untuk mencari uang karena tenggang waktunya hanya semalam. Kalaupun ada jagung di Magetan sudah mahal, harganya kisaran Rp 8.700 hingga Rp 9.000 padahal sesaui ketenutan pemerintah jagung import Rp 5.000 perkilogram,” imbuhnya.

Sementara peternak ayam petelur lainnya Irawan mengatakan di tengah sulitnya mendapatkan kuota jagung import harga telur justru anjlog hanya Rp 23.000 perkilogram di tingkat peternak. Padahal harga pakan saat ini lumayan tinggi yaitu di kisaran Rp 9.000 perkilogram. Menurutnya harga standar telur di pasaran menyesuaikan dengan  harga pakan yang mencapai Rp 9.000 seharusnya adalah Rp 27.000.

Baca Juga:  Disperindag Magetan Akan Segera Pasang Timbangan Cek Belanja di 5 Pasar.

“Kalau menyesuaikan break event point BEP seharusnya harga telur itu 3 kali harga pakan. Saat ini harga pakan Rp 9.000 seharusnya harga telur standarnya Rp 27.000 saat ini telur ditingkat peternak hanya Rp 23.000,” katanya.

Sebelum menggelar aksi bagi telur kepada pengguna jalan di Alun ALun Magetan sebagai bentuk protes sulitnya mendapatkan jagung import, peternak Magetan melakukan mediasi dengan Pj Bupati Magetan Hergunadi. Kesepakatan dalam mediasi yang dilakukan pemerintah daerah akan mengupayakan segara turunnya kuota jagung untuk Magetan di Bulan Januari. Terkait kesulitan peternak menyiapkan uang untuk menebus jagung import yang datang. pemerintah daerah berjanji akan mengupayakan adanya kerjasama dengan pihak perbankan.

Baca Juga:  Ketika Balita sampai Lansia Terlibat Pemberdayaan Sampah di Desa Bogoarum Magetan.

“Langkah pemnerintah daerah kita minta melengkapi data yang sudah dikirim, Kita konsultasikan supaya cepat keluarnya. Mandapatkan itu kan ada prosedurnya kadang kadang ada miss komunikasi. Ada yang terkait pembiayaan dan lain sebagainya itu juga melibatkan solusi mungkin melibatkan perbankan, pihak penjamin. Bisa diatasi lah,” ujarnya.

Ratusan peternak ayam petelur di Magetan Rabu pagi membagikan bungkusan telur kepada warga pengguna jalan di sekitar alun alun menyuarakan kuota jagung import yang tidak sampai kepada mereka. Padahal keberadaan jagung memegang peran lebih dari 50 persen ketersediaan pakan untuk ternak ayam peterlur milik mereka. (DmS)

VISUAL NEWS klik

 989 total views,  3 views today