Pendidikan
Cerita Guru di Magetan Jalan Kaki Magetan – Wonogiri Setelah Dimutasi, Perjuangan 14 Tahun Lewati Jalan Berbukit 80 Kilometer Untuk Mengajar.
Published
2 bulan agoon
By
rasinews
RASI FM – Segala sesuatu itu perlu diperjuangkan, kata Andrianto Sayid (45) guru SMP.N 2 Plaosan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur yang harus berjuang 5 tahun mengajukan mutasi agar bisa pindah mengajar di kota kelahirannya Kabupaten Wonogiri yang berjarak sekitar 80 kilometer dari tempatnya mengajar. Sejak 1 November kemarin Andrianto resmi mengajar di SMP N Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri. “Sejak 1 November resmi mengajar di SMP Tirtomoyo. Pengajuannya sejak akhir tahun 2017 lalu, sudah sampai 5 kali pengajuan tapi alhamdulillah Bulan Juli kemarin ada persetujuan,” ujarnya melalui sambungan telepon Senin (23/12/2024).
Andrianto mengaku diterima jadi ASN sejak tahun 2011 dan langsung ditempatkan di SMPN 2 Plaosan sebagai guru mata pelajaran Bahasa Jawa. Selama kurang lebih 10 tahun mengajar di SMPN 2 Plaosan dia mengaku terpaksa mengontrak rumah yang dekat dengan sekolah, terpisah dari anak dan istrinya di Wonogiri. “Tapi lama-lama rumah kontrakan di Plaosan tidak pernah ditinggali karena saya memilih pulang pergi meski butuh waktu 3 jam untuk menuju ke tempat mengajar pakai motor. Alasannya karena kangen anak istri” imbuhnya.
Dari rumahnya Desa Cangkring Kecamatan Tirtomoyo, Kabupaten Wonogiri Andrianto mengaku harus berangkat usai subuh menuju ke SMPN 2 Plaosan di Desa Sidomukti Kabupaten Magetan untuk mengajar. Jalan yang dilalui untuk pulang pergi Wonogiri – Magetan menurut Andriano cukup ekstrem. Selain naik turun bukit, jika musim hujan jalan yang dia lalui juga sering terjadi longsor bahkan longsoran sering menutup jalan yang dilaluinya. “Itu dulu jalan rute kuda yang akhirnya dibangun sehingga bisa dilalui motor dan kendaraan. Kalau musim hujan sering longsor, jalannya tertututp material tanah bahkan amblas karena sekitar jalan itu jurang. Itu sering saya alami,” katanya.
Pengajuan untuk pindah mengajar di Wonogiri pasca lebih dari 10 tahun mengajar di SMPN 2 Plaosan Kabupaten Magetan menurut Andrianto dilakukan hingga 4 kali, namun tak pernah disetujui oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Magetan. Alasan belum disetujui karena belum ada pengganti guru Bahasa Jawa di SMPN 2 Plaosan meski dari masa kerja yang lebih dari 10 tahun telah dia jalani. “Sesuai aturan sudah boleh mengajukan pindah karena masa kerja telah lebih dari 10 tahun, tapi karena belum ada guru pengganti mata pelajaran yang sama akhirnya belum bisa,” jelasnya.
Tempuh perjalanan 80 kilo setiap hari untuk mengajar.
Andrianto mengaku tetap memilih pulang pergi dari rumahnya di Kabupaten Wonogiri menuju ke SMPN 2 Plaosan meski harus berangkat pagi buta agar sampai di sekolah tidak telat. Hal tersebut dia lakukan karena anaknya yang mulai sekolah kelas VII membutuhkan perhatian sebagai orang tua. “Mengajukan pindah agar dekat dengan rumah dan anak saya juga butuh perhatian,” ucapnya.
Dari upaya pengajuan untuk pindah mengajar di kota kelahirannya, Andrianto memiliki janji jika nanti pengajuan pindahnya diijinkan dia mengaku akan berjalan kaki dari sekolah lamanya menuju kota kelahirannya. Jalan kaki menurutnya sebagai simbol kerja keras untuk mewujudkan keinginan agar bisa tercapai seperti yang dia ajarkan kepada para siswa kelas IX yang memiliki kegiatan jalan kaki sebagai olahraga dan juga mempelajari peninggalan sejarah yang ada di kaki Gunung Lawu. “Kelas 9 itu punya kegiatan jalan kaki sebagai penilaian kegiatan olah raga dan kegiatan penulisan sejarah. Rutenya di Kebun Teh Jamus yang berada di Bagian Utara Gunung Lawu kemudian menuju ke peninggalan Brawijaya Candi Cetho di wilayah bagian Barat Gunung Lawu. Rutenya seperti memutari Gunung Lawu,” jelasnya.
Jalan kaki mutasi yang viral.
Pengajuan pindah tugas mengajar ke Kabupaten Wonogiri akhirnya disetujui oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Magetan dimana sejak tanggal 1 November 2024 tugas mengajarnya dipindah ke SMPN Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri. Hingga pada 31 Oktober 2024 Andrianto berpamitan kepada seluruh rekan guru dan siswanya di SMPN 2 Plaosan untuk memenuhi nazar yang pernah diucapkan jika dipindah tugas ke Wonogiri akan pulang dengan cara jalan kaki. “Sempat pamitan kepada seluruh siswa dan guru sebelum mulai jalan kaki dari depan sekolah,” ucapnya.
Video perjalanan dari SMPN 2 Plaosan menuju Kabupaten Wonogiri pada awalnya sebagai dokumentasi pribadi untuk mengingat perjuangannya mengajukan mutasi pindah mengajar. Video tersebut diunggah di media social Facebook dan tiktok miliknya dengan nama akun @andriantosayid. Dia mengaku tak menyangka jika postingannya ternyata banyak orang yang memposting ulang video perjalanan dirinya kembali pulang ke Wonogiri dengan jalan kaki. “Awalnya hanya untuk dokumentasi untuk mengingat perjalanan tersebut. Saya simpan di media social, tidak tahu ternyata banyak yang memposting ulang hingga viral,” katanya.
Video viral yang diposting ulang oleh sejumlah pemilik akun media social memperlihatkan guru yang berusia 45 tahun yang mengenakan seragam ASN tersebut berjalan melintasi jalanan beraspal di 8 desa. Tas ransel warna hitam yang di sandangnya ditempeli kertas sukses mutasi jalan kaki antar provinsi, 31 november 2024. Di video 4 menit 14 detik tersebut Andrianto juga sempat singgah di rumah rekan gurunya yang telah pensiun.”Saya sempat mampir pamitan ke rumah rekan guru yang sudah pensiun di jalur yang saya lewati,” ujarnya.
Selama perjalanan 5 kilometer, sejumlah siswa osis turut mendampingi perjalanan Andrianto ke Wonogiri dan di 10 kilometer berikutnya sejumah guru juga masih mengantarnya hingga ke perbatasan Provinsi Jawa Timur – Jawa Tengah. “Karena perjalanannya melalui jalan yang menanjak dan berliku akhirnya hanya teman guru yang mengantar sampai di Desa Golo, Kecamatan Poh Pelem, Wonogiri, Jawa Tengah,” katanya.
Dalam rekaman video perjalanannya, Andrianto menyebutkan ada 8 desa yang harus dia lalui. Di beberapa titik Andrianto terlihat beristirahat di bawah pohon maupun merebahkan dirinya dilantai semen karena perjalanannya harus melalui jalan yang menurun dan menanjak tajam melewati sejumlah bukit. Dia mengaku butuh waktu hingga 5 jam menyelesaikan perjalanannya kembali ke kampung halamannya mengabdikan diri mengajar di SMP Tirtomoyo. “Alhamdulillah per 1 November 2024 saya sudah pindah mengajar di SMPN 1 Tirtomoyo Wonogiri. Lokasi dekat dari rumah saya hanya jarak 3 Km,” pungkas Andrianto. (DmS)
VISUAL NEWS klik
279 total views, 6 views today