Connect with us

Budaya & Pariwisata

Menelisik Budaya Wayangan Ruwatkolo Desa Ngunut, Dilaksanakan 8 Tahun Sekali Tradisi Sejak Nenek Moyang.

Published

on

Menelisik Budaya Wayangan Ruwatkolo Desa Ngunut, Dilaksanakan 8 Tahun Sekali Tradisi Sejak Nenek Moyang.

RASI FM – Desa Ngunut, Kecamatan Parang, Kabupaten Magetan memilik tradisi menggelar pagelaran wayang kulit dalam kegiatan peringatan bersih desa. Tahun ini agak berbeda dari tahun sebelumnya karena ada prosesi ruwatkolo yang dilaksanakan pemerintah desa. Kepala Desa Ngunut Sauji mengatakan, pagelaran wayang kulit ruwatkolo sudah menjadi tradisi turun temurun yang dipesan kan oleh para pendahulu mereka dimana pelaksanan ruwatkolo dilakukan setiap 8 tahun sekali.

“Pagelaran wayang setiap tahun itu sudah ditentukan harinya yaitu pada bulan suro harinya Jumat kliwon. Kalau di bulan suro tidak ada hari jumat kliwon kita mencari hari yang terdekat. Setiap 8 tahun sekali kita menggelar ruwatan sebagai bentuk syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, ini sudah dipesankan oleh para leluhur kita,” ujarnya.

Baca Juga:  Bersamaan Pemilu, Warga Sarangan Gelar Larung Tumpeng Secara Sederhana.

Sauji menambahkan, kegiatan pagelaran wayang kulit setiap bersih desa dilakukan sebagai bentuk melestarikan budaya wayangan yang mulai ditinggalkan masyarakat. Tradisi wayangan bahkan tetap digelar oleh pemerintah desa ketika wabah covid melanda Magetan beberapa waktu lalu. Menghindari kerumunan pemerintah desa menyiarkan langsung kegiatan pagelaran wayang melalui streaming sehingga warga tetap bisa mengikuti kegiatan wayangan.

Baca Juga:  Festival Durian Desa Plangkrongan, Desa Penghasil Durian Enak Eduwisata Durian di Magetan.

”Kegiatan bersih desa ada beberapa kegiatan, yang pertama kita laksanakan zikir widak, kemudian gelar budaya sedekah bumi dari balai desa menuju ke punden sebagai cikal bakal desa Ngunut. Malam harinya kita gelar tasyakuran wayang semalam suntuk, Walaupun terjadi covid 19 kita tetap mengeal pagelaran wayang dengan cara streaming, menghindari kerumunan,” imbuhnya.

Tahun ini kegiatan bersih desa selain pagelaran wayang kulit dan ruwatkolo juga dilaksanakan zikir widak yang diikuti oleh lebih dari 300 warga. Kegiatan bersih desa juga diikuti dengan kegiatan pawai budaya. Melalui kegiatan bersih desa tahun ini pemerintah desa mengajak masyarakat untuk bersyukur dan menghormati para leluhur mereka yang telah tiada yang telah membangun Desa Ngunut sebelum nya. Dengan cara bersyukur diharapkan kehidupan kedepan akan lebih baik. Masyarakat Desa Ngunut percaya bahwa bersyukur adalah bagian dari kepercayaan yang akan membawa kebaikan dan kehidupan lebih baik kedepan. (DmS)

Baca Juga:  Dinas Lingkungan Hidup Magetan Sayangkan Puluhan Pohon di Sumber Air Gangging Ditebang Warga Untuk Destinasi Wisata Desa.

VISUAL NEWS klik

 617 total views,  3 views today