Budaya & Pariwisata
Mengenal Filosofi Masjid Kuno At Taqwa Godekan Yang Dibangun Prajurit Pangeran Diponegoro di Magetan.
Published
8 bulan agoon
By
rasinewsRASI FM – Masjid kuno At-Taqwa yang berada di Dusun Godekan, Desa Taman Arum, Kecamatan Parang, Kabupaten Magetan hampir berusia 2 abad, memiliki arsitektur unik dimana seluruh bangunan terbuat dari kayu jati yang masih asli sejak didirikan.
Masjid yang dibangun oleh Kiai Imam Nawawi pada 1840 tersebut sampai saat ini masih terawat dengan baik. Masjid tersebut saat ini telah ditetapkan sebagai benda objek diduga cagar budaya berdasarkan UU Cagar Budaya pada Bulan November 2010.
Masjid kuno At-Taqwa juga memiliki sejumlah kitab kuno yang ditulis tangan peninggalan dari para kiai yang turut menyebarkan syiar Islam di Magetan. Salah satunya adalah kitab suci Al-Qur’an yang terbuat dari kulit kerbau dan ditulis dengan tangan. Di Masjid At Taqwa juga memiliki bedug kuno yang masih dimanfaatkan untuk tanda masuknya waktu sholat serta tongkat mimbar peninggalan pendiri masjid, Kiai Imam Nawawi.
Imam Masjid At-Taqwa Solikin mengatakan bahwa masjid At Taqwa didirikan saat akhir perang Pangeran Diponegoro pada 1840-an, saat Kiai Imam Nawawi hijrah ke arah timur lereng Gunung Lawu untuk melakukan syiar agama Islam dan berhenti di Dusun Godekan.
“Bangunan masjid ini semuanya dari kayu jati , mulai dari atap, tiang, tembok, dari kayu semua. Bangunan masjid ini dibangun tanpa menggunakan paku, kontruksinya menggunakan pasak yang juga dari kayu,” katanya.
Masjid At Taqwa Godhegan dikutip dari buku koleksi Masjid Godhegan yang berjudul Menelusuri Jejak Pendirian masjid Jami’ Kuno At Taqwa Godhegan, yang ditulis oleh Sapuan Gafar, keturunan dari pendiri Desa Godhegan dibangun dengan penuh filosofi. Dijelaskan jika bangunan masjid memiliki filosofi. Dari bahan dasar pembuatan masjid yaitu kayu jati memiliki makna sejatinya hidup. Dijelaskan dalam buku tersebut, orang yang masuk masjid untuk mencari sejatinya hidup, yakni ketaqwaan kepada Allah. Hal itu juga yang menjadi alasan masjid di Godhegan diberi nama At Taqwa.
Sedangkan atap masjid yang terdiri dari dua susun bermakna bahwa secara kultural Masjid At Taqwa Godhegan berada di bawah Masjid Gede Kauman Yogyakarta yang bertingkat 3. Konon KH Imam Nawawi merupakan kerabat keraton yang memilih melanglang ke Timur Gunung Lawu setelah Pangeran Diponegoro ditawan Belanda.
Di sekeliling masjid dulunya juga ditanami sembilan pohon sawo kecik yang menjadi simbol angka sempurna. Dipilihnya pohon sawo kecik karena pohon tersebut memiliki keistimewaan memiliki akar yang kuat dan cabang yang menjulang ke langit, serta berbuah sepanjang tahun yang dimaknai dengan istiqomah. (DmS)
VISUAL NEWS klik
966 total views, 3 views today