Connect with us

News

Eksistensi Cobek Batu Kali Dari Desa Bogoarum Magetan, Masih Dicari Hingga Kini.

Published

on

Eksistensi Cobek Batu Kali Dari Desa Bogoarum Magetan, Masih Dicari Hingga Kini.

RASI FM – Pekerjaan membuat cobek dari batu kali masih menjanjikan perekonomian bagi warga di Desa Bogoarum, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan. Sumono (45) salah satu warga Desa Bogoarum, mengatakan, rutinitas memahat batu kali yang keras untuk dijadikan cobek sudah dilakukan sejak 20 tahun, sejak membantu kakek dan bapaknya.

“Belajar dari membantu kakek, dengan sendirinya bisa mengikis permukaan batu membentuk dan menggerus bagian tengah dijadikan bulat untuk membuat cobek. Bapak saya juga membuat, jadi ini sudah kami lakukan mungkin lebih dari 3 turunan hingga saya,” ujarnya ditemui dirumahnya Selasa (26/3/2024).

Selain Sumono, pekerjaan membuat cobek juga dikerjakan oleh Midi (65) tak lain adalah saudara ipar dari Sumono. Satu hari Midi mengaku bisa menyelesaikan satu hingga 3 buah cobek dari ukuran diameter 10 hingga 50 centimeter. Harga untuk satu cobek berkisar antara Rp 50.000 hingga Rp 250.000 tergantung besarannya diameter cobek.

Baca Juga:  Catatan Usia 9 Tahun Al Jahra, Keterbukaan Pendidikan Untuk Kebaikan Umat.

“Kalau proses pembuatannya kita bentuk pakai pahat, untuk bagian tengah kita kikis sedikit demi sedikit. Kalau sudah terbentuk baru kita haluskan dengan menggunakan gerinda. Untuk harga tergantung ukurna cobek,” katanya.

Untuk batu sebagai bahan pembuatan cobek Midi mengaku mendapatkan dari sungai yang berada di Utara desa yang merupakan jalur Sungai Gandong. Batu batu yang berada di sungai tersebut memiliki kualitas yang sangat bagus untuk dijadikan cobek.

Baca Juga:  Kasus Stunting di Jabung Magetan Mulai Menurun Sejak Ditangani Poros Posyandu.

“Dulu selain cobek dan uleg uleg, batu kali dibuat untuk nisan maupun maesan sebelum ada maesan dari keramik. Tapi sekarang tinggal pembuatan batu cobek yang masih berlangsung,” ucapnya.

Untuk penjualan batu cabek dari Desa Bogoarum Midi maupun Sumono mengaku tak kesulitan menjual karena ada pedagang yang datang ke desanya. Pemasaran batu cobek selain di Magetan juga sampai ke Pacitan, Trenggalek, Karanganayar, Madiun bahkan sampai ke Ngawi.

“Biasanya kalau lebaran banyak juga yang mencari untuk oleh oleh dibawa ke Surabaya atau ke Jakarta karena mereka tahu cobek dari Bogoarum itu asli dari batu kali. Untuk penggunaannya bisa puluhan tahun,” kata Sumono.

Baca Juga:  Peringati Hari Kesaktian Pancasila, Bupati Magetan Ajak Warga Mengingat Kisah Kelam di Magetan

Di tengah kemajuan zaman dengan keberadaan blender yang digunakan masyarakat, namun batu cobek masih tetap diminati oleh ibu ibu untuk menghaluskan bumbu dapur maupun untuk membuat sambal. Ratna salah satu warga Magetan mengaku ada perbedaan rasa ketika sambal dibuat dengan menggunakan batu cobek dari batu kali.

“Untuk membuat sambal lebih sedap menggunakan cobek, mungkin ada unsur mineral barangkali ya. Untuk menghaluskan bumbu masakan juga pengaruh dirasa saat diaplikasikan di masakan. Saya tetap menggunakan cobek untuk sambal dan bumbu meski ada blender di rumah,” katanya. (DmS)

 648 total views,  3 views today

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *